Lompat ke isi utama

Berita

Pencitraan, PKD Singasari Disangka Bakal Caleg oleh Warga

KARANGLEWAS, BAWASLU BANYUMAS-Berakhirnnya masa Pencocokan dan Penelitian (Coklit) oleh Pantarlih, banyak meninggalkan cerita suka duka yang dirasakan oleh Panwaslu Kelurahan/Desa (PKD). PKD secara bertahap melakukan pengawasan terhadap seluruh rangkaian menuju pesta demokrasi Tahun 2024 mendatang. “Sebelum jadi PKD saya memang sudah sering bergaul dengan masyarakat, apalagi kerjaan saya yang dulunya sebagai instalator listrik, jadi otomatis saya juga sering berkeliling baik pemasangan maupun monitoring. Tapi monitoring selaku PKD terasa berbeda, dengan penampilan rapi dan tak lupa tas yang selalu tergantung di bahu, saya dikira mau bagi-bagi amplop seperti apa yang dilakukan caleg,” kata Sudiro PKD Singasari-Karanglewas. Hal ini tentunya membuat greget para rekan-rekan PKD lainnya. Selain cerita unik Pak Diro, ada juga PKD yang dikira sebagai calon Kepala Desa yang sedang pencitraan. Seperti yang dialami oleh PKD Desa Pasir Lor, Retno Wulandari. Penuturannya, karena memang sebentar lagi Desa Pasir Lor akan segera melaksanakan kontestasi politik di tingkat desa, jadi apapun gerak-gerik masyarakat dengan penampilan rapi dan sering menyambangi warga pasti akan dikait-kaitkan dengan pencalonan Kades. “Ciri khas masyarakat adalah ‘nyong didata arep olih bantuan apa bu?, jere rika arep njago lurah’ (Saya didata akan dapat bantuan apa? Katanya Anda mau jadi calon Kades?), tentu hal ini membuat hati saya sedikit tergelitik. Karena memang warga dengan berbagai karakter kebanyakan menilai sesuatu karena penampilan dan karena cerita orang. Namun saya langsung menepis anggapan tersebut dan langsung memberi edukasi terkait tugas pokok saya sebagai Panwaslu Kelurahan/Desa,” ujarnya. Cerita-cerita tersebut mengundang gelak tawa, termasuk Yubiharto, SE., M.Si., Ketua Panwaslu Kecamatan Karanglewas yang menanggapi dengan penuh tawa bahagia. “Ya begitulah suka duka rekan-rekan PKD ketika di lapangan, namun satu hal yang harus selalu diingat adalah tugas pokok dan fungsi sebagai pengawas. Jadi nantinya tidak ada kesan bahwa pengawas itu menakutkan, karena pada kali ini, pengawasan lebih kepada pencegahan. Terkait dengan cerita Pak Sudiro dan Bu Retno, itu juga mengandung unsur edukasi, bahwa praktik politik itu tidak boleh ada unsur transaksi, atau dengan kata lain politik uang,” katanya. (Imam/Humas Karanglewas)
Tag
Berita