Sindikasi Pemilu dan Demokrasi Sebut Bawaslu Jadi Salah Satu Lembaga Negara Terbaik
|
PURWOKERTO, BAWASLU BANYUMAS – Narasumber dari Sindikasi Pemilu dan Demokrasi, Panji Prasetyo, mengungkapkan bahwa kinerja Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mendapatkan apresiasi tinggi dari publik pasca Pemilu 2024. Pernyataan tersebut ia sampaikan saat menjadi narasumber kegiatan Peningkatan Soliditas Jaringan Pengawas Pemilu bersama Mitra Kerja di Meotel Hotel Purwokerto, Sabtu (29/11).
Berdasarkan survei Litbang Kompas, lanjut Panji, citra Bawaslu mencapai angka 81,6 persen, menjadi salah satu lembaga negara dengan penilaian terbaik.
“Kinerja Bawaslu dihargai termasuk oleh hakim MK yang mengapresiasi kerja-kerja selama penyelesaian sengketa Pemilu 2024,” ungkap Panji.
Panji menambahkan bahwa apresiasi publik tersebut menegaskan pentingnya menjaga konsistensi peran Bawaslu.
“Alhamdulillah kerja Bawaslu diapresiasi banyak masyarakat, Bawaslu oke lah hari ini, mudah-mudahan tidak di ad-hoc-kan,” harap Panji.
Meski begitu, Panji menilai tantangan utama yang dihadapi Bawaslu ke depan adalah ketidakpastian regulasi pascapemilu. Ia mencontohkan kemungkinan diterapkannya presidential threshold 0 persen, yang dapat membuka peluang munculnya banyak partai politik baru. Kondisi tersebut, menurutnya, berpotensi meningkatkan kompleksitas verifikasi partai politik.
“Kalau partai politik bermunculan itu berarti verifikasinya akan sedikit lebih susah, sedikit lebih detail,” jelas Panji.
Selain tantangan regulasi, Panji juga menyoroti perubahan metode politik uang yang kini semakin canggih dan sulit dideteksi. Jika sebelumnya praktik itu dilakukan secara tunai, kini modus yang digunakan beralih ke transaksi digital melalui e-money dan platform transfer. Ia menekankan pentingnya adaptasi sistem pengawasan untuk menghadapi pola baru tersebut. Ia menekankan pentingnya adaptasi sistem pengawasan untuk menghadapi pola baru tersebut.
“Metodenya sekarang sudah tidak cash, tapi pakai e-money dan sebagainya,” ucap Panji.
Di sisi lain, perkembangan media sosial juga dinilai sangat mempengaruhi dinamika politik nasional. Menurut Panji, ruang digital kini didominasi potongan video singkat yang lebih mudah membentuk opini publik, terutama generasi muda.
“Media sosial berperan penuh mengubah spektrum politik Indonesia, targetnya tetap anak-anak muda,” sebut Panji. (aks)